Kumbokarno
0
komentar
KUMBOKARNO SI JATI UNGGUL RAKSASA
Kumbokarno adalah nama Jati Unggul hasil perbanyakan vegetatif bibit jati unggul yang indukannya telah tersertifikasi standar kehutanan. Bibit Jati Kumbokarno denagn perbiakan vegetatif ini dihasilkan bibit indukan unggul yang telah tersertifikasi dan telah melalui serangkaian kegiatan pemuliaan pohon melalui beberapa tahapan dengan seleksi ketat atas seluruh varietas Jati yang tersebar di Indonesia. Jati Kumbokarno merupakan Jati unggul yang ditemukan atas jasa besar Prof. M. Na'iem dan Perhutani yang telah melakukan research bertahun-tahun dengan difasilitasi Perum Perhutani.
Tahapan penelitain yang panjang telah berhasil menyuguhkan kepada masyarakat sumber bibit jati unggul bernama Jati Kumbokarno. tahapan-tahapan ini diantaranya adalah melalui pembangunan
uji klon dari materi genetik Jati hasil pembiakan vegetatif dari klon-klon
pohon plus (pilihan) atau pohon induk yang berfenotip baik. Untuk selanjutnya
dari proses yang panjang tersebut (tahapan panjang uji klon) dipilihlah materi
genetik klon-klon terbaik dan dijadikan materi genetik Kebun Perbiakan
Vegetatif. Pusat Kebun Perbiakan Vegetatif Jati unggul Kumbokarno Tata Jati di
Wonogiri Jawa Tengah.
Standar Penanaman Jati Super Kumbokarno :
I. Kecocokan Tanah atau Lahan
Lahan pada
ketinggian 0 – 700 mdpl. Jenis tanah lempung, kapur sangat rekomended, meskipun
demikian pada tanah jenis lain juga tumbuh dengan baik. Tanah tempat tumbuh Jati yang baik adalah tanah
sarang, mengandung Kalsium (Ca) dan Phosphor (P) yang cukup. Jati termasuk
jenis tanaman calciolus artinya adalah jenis tanaman yang memerlukan unsur
kalsium dalam jumlah relatif besar untuk tumbuh dan berkembang. Hasil analisis abu
kandungan Jati terdiri dari Calcium
(CaCO3) 31,3%, Phosphorus (P) 29,7%, Silika (SiO2) 25%. Untuk tanah yang sangat
kurus dapat dilakukan penambaham Phosphor (P). PH tanah yang cocok untuk Jati
antara 6-8.
II. Pertumbuhan dan Potensi Kayu
Pertumbuhan
varietas Jati Super Kumbokarno mencapai rerata kisaran 3-4 cm pertambahan diameter
per tahun. Pada usia penjarangan (5 tahun) rata-rata diemeter panen penjarangan
15 cm efektif (pangkal bisa 20 cm atau lebih, tengah atau atas 13-15 cm) dan
panjang kayu efektif 6 meter. Pada usia
10 tahun mencapai diameter rata-rata pada kisaran minimal 30 cm efektif
(pangkal bisa 35 atau lebih, tengah 25 cm atau lebih), dengan perolehan volume
kayu diatas 0,5m3 per pohon. Jadi potensi kayu jati yang dihasilkan per ha dengan
jarak tanam 5 x 5 meter minimum akan tercapai 0,7 m3 x 400 = 280 m3
Info lain tentang pola tanam, metode tanam dan perawatan dapat dibaca di bagian pola tanam