Laman

Pola Tanam

Posted by Jogja Technosoft -TSSJOGJA 0 komentar

POLA TANAM JATI KUMBOKARNO


Standar Penanaman dan Perawatan Tanaman Jati Unggul Kumbokarno

I.      Standar Penanaman dan Perawatan Jati Unggul

1.       Metode Penanaman Tanaman Jati Unggul Kumbokarno

1.1.        Pola Tanam Tumpang Sari

Jarak tanam ideal untuk pola tumpangsari adalah 6 m x 6 m tanpa penjarangan. Tanaman jati unggul kumbokarno ini ditumpang sari dengan  palawija, umbi-umbian atau empon-empon. Jumlah tegakan dalam 1 ha + 278 batang dengan area tumpang sari 5 meter. Pola ini biasanya diterapkan pada hutan rakyat atau hutan kemasyarakatan dimana masyarakat dapat memanfaatkan lahan untuk pertanian selama tanaman jati belum besar

Jarak tanam ideal 6 m x 3 m dengan penjarangan pada usia 5 tahun. Tumpangsari palawija, umbi-umbian atau empon-empon. Jumlah tegakan  556 sampai usia 5 tahun sebelum penjarangan. Area tumpang sari lebar 5 meter.
Pola tumpang sari biasanya diterapkan oleh perhutani dalam sistem hutan kemasyarakatan. Jati pohon tetap tumbuh dan berkembang, masyarakat kawasan hutan dapat bertani dengan baik

1.2.        Pola Intensif Dengan Penjarangan

Jarak tanam ideal 5 m x 2,5 dengan penjarangan pada usia 5 tahun. Dengan pola 5 x 2,5 populasi tegakan +- 800 batang per ha dan tersisa 400 batang per ha pasca penjarangan. Ini yang kami rekomendasikan untuk pola intensif penggunaan lahan, karena akan memberikan ruang tajuk yang cukup dan pertumbuhan pohon dapat maksimal.

Jarak tanam 5 m x 2 m dengan penjarangan pada usia 5 tahun. Populasi tegakan +_ 1000 batang per ha dan tersisa 500 batang per ha pasca penjarangan. Tetapi ini bisa dilakkan hanya saja kami dari manajemen Tata Jati Mulia merekomendasikan pola 5 x 2,5 meter dengan penjarangan atau 5 x 5 meter tanpa penjarangan. 

1.3.       Pola Intensif tanpa Penjarangan
Jarak tanam 5 m x 5 m tanpa penjarangan. Populasi tegakan 400 batang per ha (rekomendasi kami).

Jarak tanam 5 m x 4 m tanpa penjarangan. Populasi tegakan  500 batang per ha.

Jarak tanam di bawah itu tidak disarankan karena kerapatan terlalu tinggi sedangkan pohon butuh keluasan pertumbuhan tajuk dan menghindari kompetisi pertumbuhan yang ketat. Untuk penanaman sela (mengambil pematang lahan saja, maka bisa diterapkan kerapatan jarak 2 meter) pohon masih dapat berkembang baik karena tidak ada persaingan dari sisi kiri dan kanan pohon.

2.       Prosedur Penanaman

2.1.        Masa Tanam
Pilih masa tanam ideal yakni pada awal memasuki musim penghujan (November-Desember). Diharapkan pertumbuhan akan optimal karena persediaan air yang cukup pada masa-masa awal pertumbuhan

2.2.        Masa Persiapan
Persiapan dilakukan menjelang musim penghujan (Bulan Oktober-November). Perispan berupa pembersihan lahan dan penyiapan lubang tanam. Buat pola jajar tegakan disesuaikan dengan kondisi dan kontur lahan. Untuk kontur lahan rata bisa diterapkan pola garis. Untuk kontur lahan rata berbatu dapat disesuaikan dengan memilih lahan bertanah disela-sela bebatuan. Untuk lahan miring dapat di pilih pola melingkar di padu dengan konsep terraserring dan disesuaikan dengan kontur lahan

2.3.       Masa Tanam Bibit
2.3.1.    Bersihkan lahan dari semak belukar penggannggu pertumbuhan.    Terutama pada area 1 meter persegi dari penanaman bibit. 
2.3.2.    Siapkan lubang tanam ukuran 40 cm x 40 cm kedalaman 30-40 cm
2.3.3.    Masukkan pupuk kompos (organik) jadi (yang telah diproses) sebanyak minimal 10 kg per lubang.
2.3.4.   Berikan campuran pupuk NPK (dan TSP) pada setiap lubang (bisa dengan mencampurkannya pada pupuk kompos yang diberikan)
2.3.5.   Lakukan penyiraman secukupnya
2.3.6.   Siapkan bibit, buatlah lubang sampai kedalaman +- 25 cm.
2.3.7.   Sobek dan lepas polibag dan pelan-pelan masukkan Bibit ke dalam lubang.
2.3.8.   Lakukan penutupan dengan kompos disekitarnya dilanjutkan dengan penutupan menggunakan tanah
2.3.9.   Lakukan penyiraman secukupnya
2.3.10. Berilah ajir untuk penyangga bibit dapat tegak
2.3.11. Bila perlu berilah pagar pengaman tanaman

3.       Perawatan

3.1.       Usia Basata (Bawah Satu Tahun)
Usia kunci untuk mendapatkan starting pertumbuhan. Pokok-pokok perawatan adalah penyiangan berkala, pemupukan berkala dan pemberian disinfektan untuk mengatasin serangan hama pengganggu pertumbuhan (mis: ulat daun dan semut pengganggu tunas pucuk). Upayakan tidak ada patah pucuk pada usia Basata ini. Apabila terjadi patah pucuk maka tunggu terbentuk pucuk baru, pilih satu pucuk yang bagus dan potong pucuk lain yang tumbuh

3.2.        Usia Batita (Bawah Tiga Tahun)
Pokok-pokok perawatan berupa penyiangan berkala area sekitar, pemupukan berkala, pemberian disinfektan (ulat dan semut pengganggu) dan pemangkasan cabang minor serta penentuan tinggi cabang pertama (batang diijinkan mulai bercabang pada ketinggian x meter, Misal : 10 meter atau 12 meter)

3.3.       Usia Agata (Atas Tiga Tahun) Sampai Penjarangan
            Pada usia ini tegakan pohon jati sudah mulai dapat dibiarkan tumbuh alami. Yang perlu diperhatikan adalah pemberian perlakukan intensif pada tegakan yang tertinggal pertumbuhannya serta pembuangan cabang-cabang tidak diinginkan. Penjarangan atau panen muda yang dapat dilakukan pada usia 5 tahun (diameter berkisar 15-20 cm) dengan harapan setelah penjarangan, tegakan pohon jati tersisa dapat tumbuh optimal dan persaingan tajuk dapat berkurang sehingga area untuk pertumbuhan lebih luas
Tutorial SEO dan Blog support Online Shop Tas Wanita - Original design by Bamz | Copyright of JATI KUMBOKARNO DEPOSITO ALAMI UNTUK MASA DEPAN.

Cari Blog Ini